Jumat, 27 Juni 2008

Kehidupan Pondok Pesantren Nurul Islam

Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 ha. Dari segi topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang biasa untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.

Sementara itu, Pondok Pesantren Nurul Islam terletak di Kelurahan Antirogo,[1] Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Kelurahan Antirogo memiliki luas pemukiman 128.218 m2, luas pekamanan 6.620m2, luas pekarangan 612.052 m2,luas perkantoran 0.244 m2 dan luas prasaranan umum 782.300m2 dengan jumlah penduduk 9.074 orang. Kelurahan ini ini memiliki satu bantara sungai dan tidak rawan banjir. Selain itu juga memiliki kualitas mataair, sumur gali, sumur pompa, hidran umum yang baik. Namun sungai pada umumnya berada dalam keadaan tercemar. Sedangkan udara cukup sehat.

Kilas Sejarah

Pesantren ini didirikan pada tahun 1981. Berdirinya pesantren ini bermula setelah KH. MuhyiddinAbdusshamad menikah dan setahun kemudian pindah dari JL. Bromo, Jember ke Antirogo dengan maksud memanfaatkan lahan pertanian yang diwariskan orang tua dengan luas tanah sekitar 5 Hektar. Dengan tanah seluas itu, atas permintaan dari masyarakat, maka perlahan-lahan mulai didirikan pesantren atau sekolah pada tahun 1983. Mula-mula mereka mendirikan SMP. Karena pada waktu itu belum punya gedung sendiri, maka untuk kegiatan proses belajar mengajar, mereka melakukan kerjasama dengan sejumlah pendidikan Sekolah Dasar yang berdekatan dengan tanah mereka. Mereka diberi pinjaman ruang kelas untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Kerjasama juga dilakukan dengan teman-teman yang dari Persis yang mendirikan sekolah SMP Al Furqon. Melalui kerjasama yang dibangun dengan sekolah al-Furqon, maka SMP yang dirikan pada waktu itu adalah kelas jauh dari SMP al-Furqon, Jember. Mereka juga melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah lain, misalnya, Muhammadiyah.

Sekolah SMP yang mereka dirikan letaknya di pinggiran kota Jember, dan jalanan menuju ke sekolah waktu itu sangatlah sulit, karena jalanan belum diaspal dan jembatan yang ada tidak mungkin dilalui dengan sarana transportasi, sehingga sarana komunikasi menuju kota sangatlah sulit. Namun, setelah tahun 1986/1987, kesulitan-kesulitan itu berangsur-angsur mulai membaik, karena jalan-jalan menuju kota sudah diaspal, jembatan dibangun, sehingga komunikasi semakin lancar, maka sekolah kami lama-kelamaan dikenal masyarakat luas. Mereka mulai mendapat murid-murid yang datang dari berbagai daerah di Jember. Sebagian kecil murid-murid SMP ini tinggal di pesantren dan sebagian besar pulang ke rumah.

Pada tahun 1989, mereka mendirikan SMA dan SMK Nuris (Nurul Islam). Nama Nuris sendiri dilhami dari seorang pemain bintang film laga terkenal yang namanya Cut Nuris. Karena pada waktu itu, nama NURIS sangat populer, sehingga masyarakat mudah menghafal. Tentu tidak sekadar itu saja, nama Nuris juga bagian dari strategi agar masyarakat tertarik, karena ada keinginan untuk menjadi modern.[2] Kemudian Nurul Islam itu disingkat dengan NURIS dan masyarakat setuju. Seiring dengan perjalanan waktu mereka kemudian mendirikan TK dan Play Group. Kami tidak mendirikan SD, karena di lingkungan Antirogo sudah ada sekitar 6 sekolah SD yang berdekatan dengan kami. Mereka juga tidak mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan pertimbangan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah itu tidak populer di masyarakat. Pernah ada salah satu murid yang melamar pekerjaan di salah satu tempat, namun karena ijazahnya Aliyah, kemudian ditolak dengan alasan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimaksud. Lulusan Madrasah Aliyah oleh masyarakat masih dipersepsikan sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama an sich. Artinya, mereka tidak tahu bahwa di sekolah Aliyah juga diajari biologi, fisika, kimia dan seterusnya. Karenanya, sampai sekarang mereka belum mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah.[3]
Dengan adanya semanngat dari pengurus ponpes. Nuris Jember untuk memcerahkan dan membimbing para santri Nuris Jember dalam hal tulis menulis maka ponpes. Nuris Jember membuat suatu majalah di mana nantinya majalah tersebut bisa dipublikasikan ke luar pondok yang dihasilkan oleh tangan-tangan kreative para santri pondok pesantren nurul Islam itu sendiri.
kami dari kru MAJALAH NURIS mengharapkan sumbangsih,dukungan, kritik dan saran dari sobat-sobat santri khususnya untuk memajukan majalah kita ini yang nantinya bisa bermanfaat bagi kita, kaum muslimin wal muslimat, n bagi keselamatan negara kita. Amiiiiiiiiiiiiiin yaa rabbal aa'lamiin.

6 komentar:

SHOFIYULLOH mengatakan...

assalamualaikum wr.wb
Ni q mau nanya disana apa ada anak yang namanya izza dari Puger masuk tahun 2009, kalok ya ni aku temannya dari PP.Darussalam Banyuwangi. Mau nitip salam madia (sho_v) atau kasikan alamat e-mail ini padanya "elkerscomunity@yahoo.com"
pliss

Sir-j Az zamany mengatakan...

Assalamualaikum Wr.Wb
Helo NurIs...gmn kbr antum?.....
ana mo minta tolong nie...di sitoe ada cwe' yg namanya Syarifatul Mardiyah engga'? dy asli Tisnogambar masuk ke NurIs lulusan thn skrg...dlu dy Smp nya di Paiton Probo linggo...klo ada salam dari kakaknya di Fathul-Ulum Manggisan Tanggul http://ppfu.cmsindo.com. Antum bs blz ke nie ID king.ston@rocketmail.com
Syukron Katsir....
Wassalamualikum...

king ston mengatakan...

hay....pa kabar nuris....???
Gmn udh ktemu adeq ana...??
Sir-j Az Zamany

Unknown mengatakan...

Mo tanya.. diponpes nuris ngaji kitab kuningnya memakai Bhs Indosesia, Bahs Jawa atau bhs madura? trimakasih

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum...biaya masuk pondok pinten nggih?adakah contac person ya?klo ada,Monggo reply chat sy...maturnuwun 🙏🙏

Unknown mengatakan...

Nb:balas lewat email sy mawon