Kabupaten Jember memiliki luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 ha. Dari segi topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang biasa untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.
Kilas Sejarah
Pesantren ini didirikan pada tahun 1981. Berdirinya pesantren ini bermula setelah KH. MuhyiddinAbdusshamad menikah dan setahun kemudian pindah dari JL. Bromo, Jember ke Antirogo dengan maksud memanfaatkan lahan pertanian yang diwariskan orang tua dengan luas tanah sekitar 5 Hektar. Dengan tanah seluas itu, atas permintaan dari masyarakat, maka perlahan-lahan mulai didirikan pesantren atau sekolah pada tahun 1983. Mula-mula mereka mendirikan SMP. Karena pada waktu itu belum punya gedung sendiri, maka untuk kegiatan proses belajar mengajar, mereka melakukan kerjasama dengan sejumlah pendidikan Sekolah Dasar yang berdekatan dengan tanah mereka. Mereka diberi pinjaman ruang kelas untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Kerjasama juga dilakukan dengan teman-teman yang dari Persis yang mendirikan sekolah SMP Al Furqon. Melalui kerjasama yang dibangun dengan sekolah al-Furqon, maka SMP yang dirikan pada waktu itu adalah kelas jauh dari SMP al-Furqon, Jember. Mereka juga melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah lain, misalnya, Muhammadiyah.
Sekolah SMP yang mereka dirikan letaknya di pinggiran kota Jember, dan jalanan menuju ke sekolah waktu itu sangatlah sulit, karena jalanan belum diaspal dan jembatan yang ada tidak mungkin dilalui dengan sarana transportasi, sehingga sarana komunikasi menuju kota sangatlah sulit. Namun, setelah tahun 1986/1987, kesulitan-kesulitan itu berangsur-angsur mulai membaik, karena jalan-jalan menuju kota sudah diaspal, jembatan dibangun, sehingga komunikasi semakin lancar, maka sekolah kami lama-kelamaan dikenal masyarakat luas. Mereka mulai mendapat murid-murid yang datang dari berbagai daerah di Jember. Sebagian kecil murid-murid SMP ini tinggal di pesantren dan sebagian besar pulang ke rumah.
Dengan adanya semanngat dari pengurus ponpes. Nuris Jember untuk memcerahkan dan membimbing para santri Nuris Jember dalam hal tulis menulis maka ponpes. Nuris Jember membuat suatu majalah di mana nantinya majalah tersebut bisa dipublikasikan ke luar pondok yang dihasilkan oleh tangan-tangan kreative para santri pondok pesantren nurul Islam itu sendiri.
kami dari kru MAJALAH NURIS mengharapkan sumbangsih,dukungan, kritik dan saran dari sobat-sobat santri khususnya untuk memajukan majalah kita ini yang nantinya bisa bermanfaat bagi kita, kaum muslimin wal muslimat, n bagi keselamatan negara kita. Amiiiiiiiiiiiiiin yaa rabbal aa'lamiin.